Profil Desa Kalipoh

Ketahui informasi secara rinci Desa Kalipoh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kalipoh

Tentang Kami

Desa Kalipoh, Kecamatan Ayah, Kebumen, merupakan desa agraris di perbukitan karst yang unggul dalam produksi gula kelapa dan madu klanceng. Dikenal berkat Kelompok Tani Hutan (KTH) Barokah dan prestasi Program Kampung Iklim (Proklim), desa ini memadukan p

  • Sentra Ekonomi Kreatif

    Desa ini merupakan pusat produksi gula kelapa dan madu klanceng yang dikelola secara profesional oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Barokah, yang berhasil menembus pasar nasional.

  • Pelopor Desa Sadar Lingkungan

    Kalipoh meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) Kategori Madya sebagai bukti komitmennya dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

  • Potensi Agrowisata Tersembunyi

    Memiliki keindahan alam perbukitan karst seperti Bukit Sianco dan potensi wisata edukasi budidaya madu klanceng yang unik.

XM Broker

Terletak di antara perbukitan karst yang megah di bagian selatan Kabupaten Kebumen, Desa Kalipoh, Kecamatan Ayah, menjelma menjadi sebuah contoh sinergi antara pelestarian lingkungan, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan tata kelola pemerintahan yang progresif. Desa ini tidak hanya mengandalkan keindahan alamnya, tetapi juga aktif menggerakkan potensi lokal, terutama melalui produksi gula kelapa dan budidaya madu klanceng yang telah diakui secara nasional. Dengan komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan, Kalipoh membuktikan diri sebagai desa yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.  

Geografi dan Kondisi Alam

Secara geografis, Desa Kalipoh terletak pada koordinat 7°43`37" Lintang Selatan dan 109°24`27" Bujur Timur. Wilayahnya merupakan bagian dari Kawasan Karst Gombong Selatan, yang didominasi oleh kontur perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Luas wilayah Desa Kalipoh mencapai 5,27 kilometer persegi, menjadikannya salah satu desa yang cukup luas di Kecamatan Ayah.Batas-batas wilayah Desa Kalipoh meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Ayah

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Argosari

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Argopeni

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Samudra Hindia

Topografi yang berbukit-bukit ini memengaruhi pola pemanfaatan lahan di Kalipoh. Sebagian besar lahan merupakan lahan kering yang dimanfaatkan untuk perkebunan, terutama pohon kelapa yang menjadi bahan baku utama perekonomian desa. Sisanya merupakan area permukiman dan sebagian kecil lahan persawahan. Kondisi ini, ditambah dengan lokasinya yang menjadi desa pertama di jalur perbukitan dari arah Pantai Ayah, memberikan Kalipoh posisi strategis sekaligus tantangan dalam hal aksesibilitas dan pengelolaan sumber daya alam.Berdasarkan data "Kecamatan Ayah dalam Angka 2024" yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen, jumlah penduduk Kecamatan Ayah secara keseluruhan mencapai 68.007 jiwa. Meskipun data spesifik per desa untuk tahun termutakhir belum dipublikasikan secara terpisah, data dari beberapa tahun sebelumnya menunjukkan Desa Kalipoh memiliki jumlah penduduk sekitar 3.456 jiwa. Dengan luas wilayah 5,27 km², kepadatan penduduk Desa Kalipoh diperkirakan sekitar 656 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan sebaran penduduk yang tidak terlalu padat dan masih menyisakan banyak ruang terbuka hijau.

Sejarah dan Pemerintahan  

Meskipun catatan mendetail mengenai asal-usul penamaan "Kalipoh" sulit ditemukan dalam arsip publik, sejarah lisan dan pola penamaan desa-desa di sekitarnya menunjukkan bahwa nama tersebut kemungkinan besar berasal dari karakteristik alam setempat, seperti nama pohon atau kondisi geografis unik lainnya yang menjadi penanda bagi para pemukim awal. Seperti desa-desa lain di Kecamatan Ayah, wilayah Kalipoh di masa lalu merupakan kawasan hutan lebat yang secara bertahap dibuka menjadi lahan pertanian dan permukiman.Pemerintahan Desa Kalipoh saat ini berjalan secara dinamis dan transparan, yang dibuktikan dengan keberadaan situs web resmi desa yang aktif memberikan informasi kepada warganya. Pemerintahan desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang per Juni 2025 dijabat oleh Bapak Sarudin. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa, termasuk sekretaris desa, kepala urusan (kaur) dan kepala seksi (kasi), serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif di tingkat desa.Melalui berbagai pemberitaan lokal, tercatat bahwa Pemerintah Desa Kalipoh aktif terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Keterlibatan Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam berbagai kegiatan desa juga menunjukkan adanya sinergi yang baik antara pemerintah desa dengan lembaga keamanan tingkat kecamatan. "Kami selalu berupaya agar setiap program pembangunan di desa, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, melibatkan partisipasi aktif masyarakat," ujar salah seorang perangkat desa dalam sebuah rilis di situs resmi desa. Transparansi pengelolaan anggaran dan program menjadi salah satu kunci untuk mendorong kepercayaan dan partisipasi warga.

Perekonomian Berbasis Potensi Lokal

Perekonomian Desa Kalipoh bertumpu pada sektor agraris, dengan dua komoditas utama yang menjadi motor penggerak yakni gula kelapa (gula merah) dan madu klanceng (Tetragonula sp.). Sebagian besar penduduk desa berprofesi sebagai penderes, yaitu penyadap nira kelapa untuk diolah menjadi gula merah. Produk ini telah menjadi sumber pendapatan turun-temurun dan menjadi identitas ekonomi masyarakat Kalipoh.Namun inovasi ekonomi yang paling menonjol dalam satu dekade terakhir ialah budidaya madu klanceng. Potensi ini dikelola secara profesional oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Barokah. Dibentuk pada tahun 2015, KTH Barokah yang dimotori oleh tokoh pemuda desa seperti Muhammad Fatikhul Umam, berhasil mengubah budidaya lebah tanpa sengat ini dari usaha sampingan menjadi industri yang menjanjikan.KTH Barokah tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan yang menjadi habitat lebah. Mereka menginisiasi penanaman berbagai jenis tanaman berbunga yang menjadi sumber pakan lebah, seperti bunga air mata pengantin dan kaliandra. Upaya ini mendatangkan dua keuntungan sekaligus: peningkatan volume produksi madu dan konservasi lahan. Berkat pengelolaan yang baik, KTH Barokah dilaporkan memiliki ribuan koloni lebah dan mampu memproduksi hingga ratusan liter madu setiap bulannya, dengan jangkauan pemasaran yang telah menembus kota-kota besar di Indonesia. Keberhasilan ini secara signifikan meningkatkan pendapatan anggota kelompok dan menciptakan lapangan kerja baru di desa.Selain dua komoditas tersebut, mata pencaharian penduduk lainnya cukup beragam, mulai dari pertanian palawija di lahan milik Perhutani, perdagangan, peternakan, hingga sektor jasa. Keberagaman ini menunjukkan resiliensi ekonomi warga dalam menghadapi berbagai tantangan.

Inovasi Lingkungan dan Prestasi

Komitmen Desa Kalipoh dalam menjaga kelestarian lingkungan mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat. Desa ini berhasil meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) Kategori Madya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan ini diberikan atas upaya nyata masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.Kegiatan adaptasi yang dilakukan mencakup peningkatan ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan praktik pertanian rendah emisi. Sementara itu, aksi mitigasi terwujud dalam pengelolaan sampah, penggunaan energi terbarukan skala kecil, dan yang terpenting, peningkatan tutupan vegetasi melalui kegiatan KTH Barokah. Pencapaian ini menempatkan Kalipoh sebagai salah satu desa di Kebumen yang menjadi percontohan dalam implementasi program berbasis kelestarian lingkungan."Penghargaan Proklim ini adalah hasil kerja keras seluruh masyarakat Kalipoh. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menjaga alam, karena dari alam inilah kesejahteraan kami berasal," ungkap seorang tokoh masyarakat dalam sebuah wawancara dengan media lokal beberapa waktu lalu. Prestasi ini menjadi bukti bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.

Potensi Pariwisata dan Pengembangan Masa Depan

Terletak di kawasan perbukitan dengan pemandangan yang eksotis, Desa Kalipoh memiliki potensi besar di sektor pariwisata, khususnya agrowisata dan wisata alam. Salah satu titik yang mulai dikenal ialah Bukit Sianco, yang menawarkan panorama perbukitan hijau, garis pantai selatan, dan pemandangan matahari terbenam (sunset) yang memukau.Pengembangan potensi ini mulai digarap dengan memadukan wisata alam dan wisata edukasi. Konsep agrowisata madu klanceng menjadi daya tarik utama. Wisatawan tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar langsung tentang proses budidaya lebah klanceng, dari penanaman pakan hingga proses panen dan pengemasan madu. Model ini memberikan nilai tambah bagi produk lokal sekaligus membuka sumber pendapatan baru bagi masyarakat melalui sektor pariwisata.Pemerintah desa bersama KTH Barokah dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat terus berupaya meningkatkan fasilitas penunjang, seperti akses jalan, area istirahat, dan promosi digital. Tantangan utama yang dihadapi ialah pembangunan infrastruktur yang memadai tanpa merusak kontur alam dan ekosistem yang sudah terjaga.Dengan fondasi ekonomi kreatif yang kuat, pengakuan di bidang lingkungan, serta potensi pariwisata yang menjanjikan, Desa Kalipoh berada di jalur yang tepat untuk menjadi desa mandiri dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah desa yang visioner, masyarakat yang partisipatif, dan generasi muda yang inovatif menjadi kunci utama untuk membuka potensi lebih besar di masa depan, menjadikan Kalipoh tidak hanya sebagai kebanggaan Kebumen, tetapi juga inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.